Pagelaran Musik Gereja Etnis Hibur Warga Tarutung
TAPUT – Pagelaran musik gereja etnis tradisional ke IV yang dilaksanakan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Musik Gereja ( P3MG) di Sopo Partungkoan, Sabtu (14/9) berhasil menghibur ribuan penonton mulai dari muda-mudi, mahasiswa hingga orangtua.
Ketua panitia Amudi Lumbantobing mengatakan, tujuan pelaksanaan pagelaran musik gereja etnis tradisional ke–IV untuk memotivasi umat Kristiani, khususunya pemuda untuk lebih mencintai musik gereja yang bernuansa etnis, nasional dan bahkan dunia.
”Pagelaran musik gerejawi etnis tradisional ini juga untuk memberikan pemahaman bahwa musik tradisional juga sama maknanya dalam memuji Tuhan dengan musik dari barat yang saat ini justru lebih banyak digunakan,” katanya.
Selain itu, pendiri P3MG tersebut menerangkan, dengan adanya pagelaran musik ini diharapkan dapat lebih mempererat dan memupuk tali persaudaraan antar etnis melalui musik tradisionalnya.
”Dan, ternyata acara pagelaran musik ini cukup menghibur warga masyarakat Tarutung. Hal itu kita lihat dari antusiasnya penonton untuk mengikuti acara hingga selesai,” ungkapnya.
“Pagelaran ini menghadirkan LPPD Manokwari, Papua Barat dari etnis Papua yang merupakan juara I Pesparawi Nasional, Gereja Anglikan dari Medan yang membawa musik etnis India, Inggo Simalungun etnis Simalungun yang dipimpin Dermawan Purba. Kemudian Gereja Kristen Protestan Angkola, mahasiswa Etnomusikologi USU yang membawakan etnis melayu, SMAN 1 Muara yang membawakan tari sawan,” jelas Amudi.
Selanjutnya, BNKP Farmasi, personel Polres Taput yang membawakan koor dari etnis Batak Toba, Mahasiswa STAKPN Tarutung yang membawakan etnis Karo dan Sanggar Bahana Saurdot selaku pengiring musik tradisional Batak Toba.
“Kegiatan tersebut dapat sukses berkat kerjasama P3MG dengan Pemkab dan Polres Taput serta STAKPN Tarutung. Tahun depan, kita berencana untuk kembali menghadirkan etnis-etnis lainnya seperti Manado dan Bali,” paparnya.
Amadi menerangkan, sebelum pagelan tersebut dilaksanakan, mereka juga sudah menggelar workshop tentang musik gereja etnis yang dipimpin Prof Mauly Purba dan Amudi Lumbantobing.
Sementara itu, Bupati Taput Torang Lumbantobing mengucapkan selamat kepada panitia yang telah bersusah payah untuk menyiapkan dan mensukseskan kegiatan tersebut.
“Pemkab Taput sangat mendukung kegiatan ini dan berharap panitia untuk lebih meningkatkanya pada tahun mendatang. Kepada pemuda agar lebih menghayati kegiatan seperti ini karena memiliki banyak manfaat positif,” sebut Amadi
Sumber : Link
Ketua panitia Amudi Lumbantobing mengatakan, tujuan pelaksanaan pagelaran musik gereja etnis tradisional ke–IV untuk memotivasi umat Kristiani, khususunya pemuda untuk lebih mencintai musik gereja yang bernuansa etnis, nasional dan bahkan dunia.
”Pagelaran musik gerejawi etnis tradisional ini juga untuk memberikan pemahaman bahwa musik tradisional juga sama maknanya dalam memuji Tuhan dengan musik dari barat yang saat ini justru lebih banyak digunakan,” katanya.
Selain itu, pendiri P3MG tersebut menerangkan, dengan adanya pagelaran musik ini diharapkan dapat lebih mempererat dan memupuk tali persaudaraan antar etnis melalui musik tradisionalnya.
”Dan, ternyata acara pagelaran musik ini cukup menghibur warga masyarakat Tarutung. Hal itu kita lihat dari antusiasnya penonton untuk mengikuti acara hingga selesai,” ungkapnya.
“Pagelaran ini menghadirkan LPPD Manokwari, Papua Barat dari etnis Papua yang merupakan juara I Pesparawi Nasional, Gereja Anglikan dari Medan yang membawa musik etnis India, Inggo Simalungun etnis Simalungun yang dipimpin Dermawan Purba. Kemudian Gereja Kristen Protestan Angkola, mahasiswa Etnomusikologi USU yang membawakan etnis melayu, SMAN 1 Muara yang membawakan tari sawan,” jelas Amudi.
Selanjutnya, BNKP Farmasi, personel Polres Taput yang membawakan koor dari etnis Batak Toba, Mahasiswa STAKPN Tarutung yang membawakan etnis Karo dan Sanggar Bahana Saurdot selaku pengiring musik tradisional Batak Toba.
“Kegiatan tersebut dapat sukses berkat kerjasama P3MG dengan Pemkab dan Polres Taput serta STAKPN Tarutung. Tahun depan, kita berencana untuk kembali menghadirkan etnis-etnis lainnya seperti Manado dan Bali,” paparnya.
Amadi menerangkan, sebelum pagelan tersebut dilaksanakan, mereka juga sudah menggelar workshop tentang musik gereja etnis yang dipimpin Prof Mauly Purba dan Amudi Lumbantobing.
Sementara itu, Bupati Taput Torang Lumbantobing mengucapkan selamat kepada panitia yang telah bersusah payah untuk menyiapkan dan mensukseskan kegiatan tersebut.
“Pemkab Taput sangat mendukung kegiatan ini dan berharap panitia untuk lebih meningkatkanya pada tahun mendatang. Kepada pemuda agar lebih menghayati kegiatan seperti ini karena memiliki banyak manfaat positif,” sebut Amadi
Sumber : Link
0 komentar:
Posting Komentar
Setiap comment yang berbau SARA automatic deleted, Berkomentar lah yang sopan dan bijaksana. Cipatakan kondisi harmonis, sosialis, Jangan sampai ada kudeta harmonisasi yang berujung kepada statusisasi :P