PLTP Sarulla Akan Menjadi Pembangkit Terbesar Di Dunia
JAKARTA — Pemerintah menyatakan proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Sarulla akan menjadi pembangkit listrik panas bumi terbesar di dunia. Hal itu dikatakan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kardaya Warnika di Jakarta,.”Jika dikembangkan Sarulla akan menjadi pembangkit listrik terbesar,”ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, dengan adanya PLTP Sarulla dapat memperkuat pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara (Sumut) sehingga tidak terjadi byar pet lagi. Menurut Kardaya, saat ini pihaknya tengah berupaya menyelesaikan kisruh Sarulla dengan melihat dari berbagai aspek diantaranya hukum, pendanaan dan sebagainya.”Alasan lain Sarulla perlu dikembangkan karena ini energi terbarukan, tidak menimbulkan dampak negatif, disamping itu harga jual listrik ke PLN relatif murah, katakanlah jika di pasaran sekarang harga jual US$9 sen per kwh, Sarulla Cuma US$6 sen,”paparnya.
Proyek PLTP Sarulla bermula dari ditetapkannya daerah panas bumi Sarulla-Sibual Buali-Namora langit ditetapkan menjadi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Sibual Buali dengan luas WKP 437.458 Hektare (Ha) melalui SK Menteri Pertambangan dan Energi No.1521.K/034/M.PE/1990. Kemudian pada 27 Februari 1993 penandatanganan Energy Sales Contract (ESC) oleh PLN (persero), Pertamina dan Unocal North Sumatera Geothermal (UNSG) serta Joint Operation Contract (JOC) oleh Pertamina dan UNSG.
Kemudian 20 September 1997 dimulai pembangunan proyek PLTP Sarulla ditangguhkan melalui Keppres No.39/ 1997, namun pada 7 Agustus 2003 proyek ini sebesar US$60 juta dari UNSG kepada PT PLN dengan persetujuan Tim Perpres No.133/2000 melalui surat No.S-308/M.EKON/08/2003.
15 Januari 2004 persetujuan MESDM melalui surat No.0256/34/MEM.S/2004 tentang pengalihan proyek Sarulla kepada PLN. Juli 2005, PT Geodipa Energi ditetapkan sebagai pemenang tender proyek PLTP Sarulla yang akan menggantikan PT PLN dalam melanjutkan proyek Sarulla dengan harga jual listrik sebesar 4,55 sen USD/kwh.
12 Mei 2006, PLN menunjuk pemenang urutan kedua pada saat tender yaitu konsorsium Medco, Ormat, Itochu dan Kyushu dengan harga dasar listrik (base electricity price) sebesar 4,64 sen USD/kwh, untuk menggantikan PT Geodipa Energi yang penawarannya dinyatakan batal karena tidak memperpanjang Bid Security.
14 Desember 2007 telah ditandatangani Amendement Agreement to Sarulla JOC antara pihak PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Medco Geopower Sarulla. Orsarulla Inc, Sarulla Power Asset Ltd dab Sarulla Operation Ltd serta Amendement Agreement to Sarulla ESC antara pihak PLN, PGE dan Medco Geopower Sarulla. (FT)
Sumber : Link
Selain itu, lanjut dia, dengan adanya PLTP Sarulla dapat memperkuat pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara (Sumut) sehingga tidak terjadi byar pet lagi. Menurut Kardaya, saat ini pihaknya tengah berupaya menyelesaikan kisruh Sarulla dengan melihat dari berbagai aspek diantaranya hukum, pendanaan dan sebagainya.”Alasan lain Sarulla perlu dikembangkan karena ini energi terbarukan, tidak menimbulkan dampak negatif, disamping itu harga jual listrik ke PLN relatif murah, katakanlah jika di pasaran sekarang harga jual US$9 sen per kwh, Sarulla Cuma US$6 sen,”paparnya.
Proyek PLTP Sarulla bermula dari ditetapkannya daerah panas bumi Sarulla-Sibual Buali-Namora langit ditetapkan menjadi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Sibual Buali dengan luas WKP 437.458 Hektare (Ha) melalui SK Menteri Pertambangan dan Energi No.1521.K/034/M.PE/1990. Kemudian pada 27 Februari 1993 penandatanganan Energy Sales Contract (ESC) oleh PLN (persero), Pertamina dan Unocal North Sumatera Geothermal (UNSG) serta Joint Operation Contract (JOC) oleh Pertamina dan UNSG.
Kemudian 20 September 1997 dimulai pembangunan proyek PLTP Sarulla ditangguhkan melalui Keppres No.39/ 1997, namun pada 7 Agustus 2003 proyek ini sebesar US$60 juta dari UNSG kepada PT PLN dengan persetujuan Tim Perpres No.133/2000 melalui surat No.S-308/M.EKON/08/2003.
15 Januari 2004 persetujuan MESDM melalui surat No.0256/34/MEM.S/2004 tentang pengalihan proyek Sarulla kepada PLN. Juli 2005, PT Geodipa Energi ditetapkan sebagai pemenang tender proyek PLTP Sarulla yang akan menggantikan PT PLN dalam melanjutkan proyek Sarulla dengan harga jual listrik sebesar 4,55 sen USD/kwh.
12 Mei 2006, PLN menunjuk pemenang urutan kedua pada saat tender yaitu konsorsium Medco, Ormat, Itochu dan Kyushu dengan harga dasar listrik (base electricity price) sebesar 4,64 sen USD/kwh, untuk menggantikan PT Geodipa Energi yang penawarannya dinyatakan batal karena tidak memperpanjang Bid Security.
14 Desember 2007 telah ditandatangani Amendement Agreement to Sarulla JOC antara pihak PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Medco Geopower Sarulla. Orsarulla Inc, Sarulla Power Asset Ltd dab Sarulla Operation Ltd serta Amendement Agreement to Sarulla ESC antara pihak PLN, PGE dan Medco Geopower Sarulla. (FT)
Sumber : Link
0 komentar:
Posting Komentar
Setiap comment yang berbau SARA automatic deleted, Berkomentar lah yang sopan dan bijaksana. Cipatakan kondisi harmonis, sosialis, Jangan sampai ada kudeta harmonisasi yang berujung kepada statusisasi :P