Kerinci Bergejolak, Jalan Diblokir
KERINCI – Pasca pemilukada Kabupaten Kerinci bergejolak. Tapi, gejolak yang terjadi bukan dikarenakan oleh konflik pemilukada. Tapi, gara-gara salah seorang warga yang ditahan oleh pihak kepolisian.
Kejadian ini terjadi di Kecamatan Batang Merangin, Tarutung. Kejadian ini terjadi sejak pukul 12.00 WIB hingga malam Selasa (17/9) kemarin. Dimana jalan arah Kerinci-Merangin dan Kerinci-Sungaipenuh diblokir. Mereka meminta agar warga mereka yang ditangkap Polres Kerinci, karena mengeroyok warga Desa Pulau Sangkar dibebaskan.
Edi Tanjung, warga Pengasi, Kecamatan Batang Merangin yang berada dilokasi kejadian sekitar pukul 21.00 WIB Selasa (17/9) mengatakan, sampai saat ini massa masih memblokir jalan.
Akibat pemblokiran jalan diperkirakan kendaraan macet sejauh 2 Km dari arah Kerinci dan dari arah Merangin. "Anggota Polres siap siaga dilokasi," ujarnya.
Menurutnya, pemblokiran jalan oleh warga Tarutung dipicu oleh tertangkapnya dua orang pemuda Tarutung oleh Polres Kerinci. Kedua pemuda tersebut dilaporkan oleh warga Pulau Sangkar, karena melakukan pengeroyokan terhadap warga Pulau Sangkar. "Jadi warga Tarutung meminta pemuda mereka dibebaskan Polisi," katanya.
Avermandeka, warga Tarutung yang dihubungi juga mengatakan, jalan masih diblokir warga dengan cara warga berkumpul ditengah jalan dan membakar kayu. "Kendaraan tidak bisa lewat.
Belum dikabulkan tuntutan warga kendaraan belum bisa lewat," ungkapnya.
Sementara itu Murison, tokoh masyarakat Tarutung yang sedang berada di Mapolres Kerinci untuk melakukan perundingan dengan pihak Polres Kerinci dan Desa Pulau Sangkar Selasa (17/9) malam mengatakan, peristiwa perkelahian antar pemuda Tarutung dan Pulau Sangkar itu terjadi satu bulan yang lalu. "Pemuda Tarutung dan Pulau Sangkar berkelahi, sehingga saling intai. Pemuda dari Pulau Sangkar ini babak belur, sehingga mereka lapor Polisi," ujarnya.
Dua orang pemuda dari Tarutung yang merupakan mahasiswa STAIN Kerinci ini baru ditangkap Polisi Senin (16/9) kemarin. "Saya baru tahu tadi, saya dihubungi orang Polres, makanya tadi saya jenguk ke Polres. Informasi dari pihak Polres pelakunya 8 orang, tapi baru ditangkap dua orang," ujarnya.
Warga yang mendapat kabar tertangkapnya dua pemuda Tarutung itu tidak terima dan memblokir jalan menuntut Polres untuk membebaskan kedua warga mereka tersebut. "Sekarang kita lagi di Polres untuk melakukan perundingan," ungkapnya.
Menurutnya pihaknya akan mencari jalan keluar, sehingga masalah ini tidak mengganggu kepentingan umum. "Jangan masalah orang perorangan mengganggu kepentingan umum. Sekarangkan orang tidak bisa lewat, terhambat, karena jalan dihadang," ucapnya.
Pihaknya akan menyelesaikan secara baik agar masalah ini tidak mengganggu kepentingan umum. "Kita dari Desa Tarutung dan Pulau Sangkar yang terdiri dari Kepala Desa, Ninik Mamak, Orangtua pemuda yang berkelahi bertemu dengan Kasat Intel, Kasal Reskrim dan Kasat Binmas. Bagaimana komitmen kita nanti," pungkasnya.
Sementara itu Kapolres Kerinci AKBP Ismail melalui Kasat Reskrim Polres Kerinci membenarkan bahwa dua pemuda pelaku pengeroyokan pemuda Pulau Sangkar telah ditangkap pihaknya Senin (16/9) lalu.
Menurutnya, pengeroyokan terjadi diantara Desa Pulau Pandan dan Pengasi. Saat itu korban yang pulang dari Sungaipenuh diikuti oleh pelaku yang menaiki lima motor. Sesampainya dijembatan Sanggaran Agung korban langsung dikeroyok. "Korban yang dikeroyok dirawat di Rumah Sakit dan keluarganya melapor ke Polisi," ucapnya.
Edi Tanjung, warga Pengasi, Kecamatan Batang Merangin yang berada dilokasi kejadian sekitar pukul 21.00 WIB Selasa (17/9) mengatakan, sampai saat ini massa masih memblokir jalan.
Akibat pemblokiran jalan diperkirakan kendaraan macet sejauh 2 Km dari arah Kerinci dan dari arah Merangin. "Anggota Polres siap siaga dilokasi," ujarnya.
Menurutnya, pemblokiran jalan oleh warga Tarutung dipicu oleh tertangkapnya dua orang pemuda Tarutung oleh Polres Kerinci. Kedua pemuda tersebut dilaporkan oleh warga Pulau Sangkar, karena melakukan pengeroyokan terhadap warga Pulau Sangkar. "Jadi warga Tarutung meminta pemuda mereka dibebaskan Polisi," katanya.
Avermandeka, warga Tarutung yang dihubungi juga mengatakan, jalan masih diblokir warga dengan cara warga berkumpul ditengah jalan dan membakar kayu. "Kendaraan tidak bisa lewat.
Belum dikabulkan tuntutan warga kendaraan belum bisa lewat," ungkapnya.
Sementara itu Murison, tokoh masyarakat Tarutung yang sedang berada di Mapolres Kerinci untuk melakukan perundingan dengan pihak Polres Kerinci dan Desa Pulau Sangkar Selasa (17/9) malam mengatakan, peristiwa perkelahian antar pemuda Tarutung dan Pulau Sangkar itu terjadi satu bulan yang lalu. "Pemuda Tarutung dan Pulau Sangkar berkelahi, sehingga saling intai. Pemuda dari Pulau Sangkar ini babak belur, sehingga mereka lapor Polisi," ujarnya.
Dua orang pemuda dari Tarutung yang merupakan mahasiswa STAIN Kerinci ini baru ditangkap Polisi Senin (16/9) kemarin. "Saya baru tahu tadi, saya dihubungi orang Polres, makanya tadi saya jenguk ke Polres. Informasi dari pihak Polres pelakunya 8 orang, tapi baru ditangkap dua orang," ujarnya.
Warga yang mendapat kabar tertangkapnya dua pemuda Tarutung itu tidak terima dan memblokir jalan menuntut Polres untuk membebaskan kedua warga mereka tersebut. "Sekarang kita lagi di Polres untuk melakukan perundingan," ungkapnya.
Menurutnya pihaknya akan mencari jalan keluar, sehingga masalah ini tidak mengganggu kepentingan umum. "Jangan masalah orang perorangan mengganggu kepentingan umum. Sekarangkan orang tidak bisa lewat, terhambat, karena jalan dihadang," ucapnya.
Pihaknya akan menyelesaikan secara baik agar masalah ini tidak mengganggu kepentingan umum. "Kita dari Desa Tarutung dan Pulau Sangkar yang terdiri dari Kepala Desa, Ninik Mamak, Orangtua pemuda yang berkelahi bertemu dengan Kasat Intel, Kasal Reskrim dan Kasat Binmas. Bagaimana komitmen kita nanti," pungkasnya.
Sementara itu Kapolres Kerinci AKBP Ismail melalui Kasat Reskrim Polres Kerinci membenarkan bahwa dua pemuda pelaku pengeroyokan pemuda Pulau Sangkar telah ditangkap pihaknya Senin (16/9) lalu.
Menurutnya, pengeroyokan terjadi diantara Desa Pulau Pandan dan Pengasi. Saat itu korban yang pulang dari Sungaipenuh diikuti oleh pelaku yang menaiki lima motor. Sesampainya dijembatan Sanggaran Agung korban langsung dikeroyok. "Korban yang dikeroyok dirawat di Rumah Sakit dan keluarganya melapor ke Polisi," ucapnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Setiap comment yang berbau SARA automatic deleted, Berkomentar lah yang sopan dan bijaksana. Cipatakan kondisi harmonis, sosialis, Jangan sampai ada kudeta harmonisasi yang berujung kepada statusisasi :P