Bank Sumut Tarutung Salurkan BSM Rp 3,6 Miliar
Isi Formulir - Para orangtua siswa harus mengisi formulir penarikan bantuan BSM, di luar gedung Bank Sumut Cabang Tarutung, Tapanuli Utara, di Tarutung, tepatnya di lantai area pos security yang berdekatan dengan mesin ATM bank tersebut, Senin (2/12)
Kepala Bank Sumut Cabang Tarutung, Taput, Tingki Nainggolan, menyayangkan para siswa-siswa SD dan SMP di daerah itu, harus meninggalkan jam belajar, guna mengambil BSM.
"Jauh-jauh hari kita sudah melayangkan surat kepada pihak dinas pendidikan per kecamatan se-Taput, agar mengirimkan data penerima BSM di kecamatan masing-masing. Namun karena tidak terpenuhi, akhirnya BSM harus direalisasikan dari Cabang Bank Sumut Tarutung.
Siswa harus meninggalkan jam belajar dan orangtua pun harus meninggalkan pekerjaan untuk mendampingi anaknya," ujar Tingki Nainggolan, Senin (2/12), di Bank Sumut Cabang Tarutung.
Tingki menerangkan, jumlah penerima BSM tingkat Sekolah Dasar (SD) gelombang pertama dan gelombang kedua sebanyak 8.371 orang. Sedangkan untuk tingkat SMP sebanyak 497 orang. Besaran bantuan yang akan disalurkan untuk tingkat SD Rp 3,5 miliar dan bantuan untuk tingkat SMP Rp 149 juta.
Masing-masing siswa penerima BSM tingkat SD, lanjut Tingki, akan menerima Rp 425.000. Jumlah tersebut sudah digabung dengan besaran bantuan untuk gelombang 1 dan 2. Sedangkan bantuan untuk siswa SMP Rp 300.000 per siswa serta besaran bantuan tersebut sudah digabung untuk bantuan gelombang 1 dan 2.
Pantauan MedanBisnis, minimnya fasilitas yang dimiliki Bank Sumut Cabang Tarutung, mengakibatkan penerima BSM harus mengisi formulir penarikan bantuan, di lantai gedung dan di luar gedung bank itu. Bahkan sekeliling lantai luar gedung bank itu dipadati oleh orangtua siswa, akibatnya sebahagian orangtua siswa bergeser hingga ke taman bunga, tanpa alas duduk.
Salahsatu orangtua siswa penerima BSM, Januari Pasaribu (42), menuturkan, harus mengeluarkan biaya trasportasi dari Kecamatannya di Garoga, sebesar Rp 70.000. "Itu masih biaya transportasi, belum lagi biaya untuk makan. Lain lagi, anak siswa absen dari sekolah dan tentu ketinggalan dalam proses belajar-mengajar," keluh Pasaribu. (ck - 07)
Link : Link
0 komentar:
Posting Komentar
Setiap comment yang berbau SARA automatic deleted, Berkomentar lah yang sopan dan bijaksana. Cipatakan kondisi harmonis, sosialis, Jangan sampai ada kudeta harmonisasi yang berujung kepada statusisasi :P